Abdul Qodir Al-Busthomi III menyebut Anda di Facebook.
Abdul Qodir Al-Busthomi III menyebut Anda dalam sebuah komentar. Abdul Qodir menulis: "Di panjalu Ciamis Waliyulloh Syaikh Haji Abdul Iman yang masuk islam oleh Sayyidina Ali bin Abi Tholib Kwr. Di Mekkah itu Sanghyang Borosngora bertanya kepada setiap orang yang ditemuinya agar dapat bertemu dengan seseorang yang mewarisi Ilmu Sajati yang dimaksud. Orang-orang yang tidak mengerti maksud sang pangeran menunjukkan agar ia menemui seorang pria yang tinggal dalam sebuah tenda di gurun pasir. Sanghyang Borosngora bergegas menuju tenda yang dimaksud dan ketika ia membuka tabir tenda itu dilihatnya seorang pria tua yang sedang menulis dengan pena. Karena terkejut dengan kedatangan tamunya, pena yang ada di tangan pria tua itu terjatuh menancap di tanah berpasir. Lelaki misterius itu menegur sang pangeran karena telah datang tanpa mengucapkan salam sehingga mengejutkannya dan mengakibatkan pena yang dipegangnya jatuh tertancap di pasir, padahal sesungguhnya lelaki itu hanya berpura-pura terkejut karena ingin memberi pelajaran kepada pemuda pendatang yang terlihat jumawa karena kesaktian yang dimilikinya itu. Setelah bertanya apa keperluannya datang ke tendanya, lelaki itu hanya meminta Sanghyang Borosngora agar mengambilkan penanya yang tertancap di pasir. Sang pangeran segera memenuhi permintaan pria itu, tetapi terjadi kejanggalan, pena yang menancap di tanah itu seperti sudah menyatu dengan bumi sehingga walaupun segenap kekuatannya telah dikerahkan, namum pena itu tak bergeming barang sedikitpun. Sanghyang Borosngora segera menyadari bahwa orang yang ada di hadapannya bukanlah orang sembarangan. Sebagai seorang kesatria ia mengakui kehebatan pria itu dan memohon ampun atas kelancangan sikapnya tadi. Sang pangeran juga memohon kesediaan pria misterius itu mengajarinya ilmu yang sangat mengagumkannya ini. Lelaki yang kemudian diketahui adalah Sayyidina Ali bin Abi Tholib Krw ini hanya meminta Sanghyang Borosngora mengucapkan kalimat syahadat seperti yang dicontohkannya dan sungguh ajaib, pena yang menancap di tanah itu bisa dicabut dengan mudah olehnya. Setelah peristiwa itu Sanghyang Borosngora menetap beberapa lama di Mekkah untuk menimba Ilmu Sajati kepada Sayyidina Ali Krw. yang ternyata adalah Din Al-Islam (Agama Islam). Di akhir masa pendidikannya Sanghyang Borosngora diberi wasiat oleh Sayyidina Ali agar melaksanakan syiar Islam di tanah asalnya. Sanghyang Borosngora yang sekarang bernama Syeikh Haji Abdul Iman ini kemudian diberi cinderamata berupa Pedang, Cis (tombak bermata dua atau dwisula), dan pakaian kebesaran. Sebelum pulang Syaikh Haji Abdul Iman juga menciduk air zam-zam dengan gayung berlubang pemberian ayahnya dan ternyata air zam-zam itu tidak menetes yang berarti ia telah berhasil menguasai ilmu sajati dengan sempurna. Ini asal muasalnya kang Cep Gojim Zein Abahe Fatimatuz Zahro Muhammad Elbadar Wa-Rojulun Minal-Kiromi Inda-na Haqqull Yaqien Fatoni Ciawigebang Kherul AL-mukarromah Baytul Ma'mur Syaefullah AL-Mukaromah Walet Bodas Matlaullanwar Naziem Elmandurie Zindan BarQowi Ramadhan Syafutra Elang Samawi Sufyan Ats'Tsauri Azman Kadir Hareem Zulaikha Maulana Ahmad AsSuyuty Fatwa Pujangga Mumun Dia Wanita Perindu Syurga Kha'fardhan Adhhabu Siti Rohani Almunawar Pasaribu Siti Wardah Handayani Ale Ale Saddam Hassan Al Bangkalani Mochammad Baroq Al-mukaromah MA Adytasa Ukhty Fillah Ning Moejiono Rabiatul Adawiyah Sultan Yusuf Yudi Setiadi Aladin Abul Hikam Wa Haidar Lampura Dwi Labbuan Kazehaya Alif Hamzah Wawan Moenawar Imam Ash Shobri Abdul Qodir Raden Kalung Brimanegara Evha Putry MoeQoddam Ahmeed M Khalil Al-Fariezy Sutono Padepokansejati Didi Vanrayenz Rijal Al Farid Riffan Abdussalam Fathur Robby Arrozy Daly Rudy Alfaqir Muhammad Abdul Rozaq Anshori Dahlan Apri Yanto Kang Goenoeng Nashrul Mukmin Izmi Rizlany Rizlany Mohammed Maula Alam Kunza " Balas email ini untuk mengomentari status ini. | | | Balas email ini untuk mengomentari status ini. |
|
|
| |
|
 |
Pesan Singkat
Penulis menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Penulis berhak untuk tidak menampilkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar